Sabtu, 04 Juli 2009

ulang tahun, bukan sekedar perayaan


Seorang ibu yang merintih kesakitan saat melahirkan anak nya, bias saja tersenyum bahagia ketika malihat anak nya lahir dengan selamat. Sehingga lupa akan rasa sakit yang baru saja ia rasakan, lupa akan penderitaan berbulan2 selama mengandung nya.

Seorang ibu bisa saja merasa bahagia ketika melihat anak yang dulu ia kandung sekian lama nya, kini menjadi manusia yang berbakti terhadap orang tua nya, menyayangi orang tua nya, mempu menjaga nama naik keluarganya dan juga menjadi pribadi yang mandiri sehingga ia bangga padanya.

Atau bisa saja, kini ia merasa sedih, ketika manyaksikan anak nya tumbuh menjadi manusia yang jauh dari harapan nya.

Tepat 29 tahun yang lalu saya dilahirkan, di sebuah kampung di Jember – Jawatimur.
Setelah 6 tahun yang lalu Bapak saya meninggal, kini tinggal Ibu lah yang tersisa.
Ibu lah orang yang paling saya cintai saat ini, paling saya hormati dan sayangi.

Maaf kan, jika di usia 29 tahun ini belum mampu memberikan apa yang ibu harapkan. Tapi percayalah Bu, anak mu ini akan terus berusaha, dengan sekuat tenaga untuk menjadi yang terbaik. Sehingga suatu hari nanti Ibu akan bangga telah melahirkan anak seperti aku.

Ulang tahun adalah perenungan kembali akan jalan hidup, jalan mana yang akan kita pilih untuk melanjutkan beberapa tahun kedepan sisa hidup kita. Buka mata dan hati kita, bisa jadi jalan itu berat dan menipu.

Ulang tahun bukan perayaan dan pesta, dimana minuman, sajian makanan dan juga lampu, hanya akan membuat kita terlena akan arti dan tujuan hidup kita.
Jalan mana yang akan kita pilih, mungkin saat ini lah momen yang pas untuk saya kembali merenung.

Apakah, jalan itu bias membuat ibu saya tersenyum bangga pada ku, atau sebalik nya.

Aku mencintai mu Ibu, terimakasih telah melahirkan ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar