Sabtu, 02 Februari 2008

lagi lagi TV

Sebenarnya dalam hati saya pesimis tulisan ini akan bisa membawa perbubahan bagi bangsa, tapi ngga apa apalah, minimal buat saya sendiri, dan bagi yang baca tentunya, kalau pun ngga ada yang baca juga ngga apa apa. toh ini hanya sekedar uneg uneg saya pribadi, uneg uneg yang harus saya salurkan karena kalau ngga, akan memadat dalam hati saya dan kalau terus terusan padatan unneg uneg tadi ngga tersalurkan, akan merubah saya menjadi makhluk yang lain.

Baiklah, akan saya coba untuk mengurai nya satu persatu, engga ngga, kali ini akan saya uraikan satu aja dulu.
Awal nya begini, sewaktu pulan kerja ma rekan kerja, dalam perjalanan terjadi perbincangan, saya bilang " sekarang ini kalau mau menjadi pendakwah (ustadz) tantangan nya berat mas", teman saya menimpali, "berat sih iya, tapi itu kan kewajiban".
Kita semua tau, berdakwah itu hukumnya wajib, tapi dalam hal ini, saat ini, kalau kita liat di lapangan, para pendakwah kita mengalami "ketidakadilan". terutama dari media televisi, kenapa saya bilang ketidakadilan, karena mereka seakan akan hanya di jadikan objek oleh media, saat aa Gym memutuskan untuk ber poligami, media berbondong2 memburu aa Gym, seakan akan apa yang di lakukan aa Gym adalah tindakan tercela yang harus di hukum. makan, turunlah reputasi aa Gym( di mata manusia tentunya).

Dulu ketika aa Gym lagi gencar gencar nya berdakwah lewat televisi, mereka pun tidak mendukung nya,karena di lain piha TV juga menampilkan acara yang nilai bertentangan, sinetron mistis, atau sinetron religius(istilah mereka), sinetron remaja, acara gosip, liputan kriminal berlebih.

Kamis, 31 Januari 2008

kepedulian

Hari ini,31 januari 2008, aku berniat tuk pergi ke umeda dan dilanjutkan ke Namba tuk keperluan tertentu,aku hubungi temen kerja yang kebetulan rumah nya tidak jauh dari namba, kami bikin janji jam 14;30 ketemu di umeda eki, setelah ketemu kami makan siang dan perjalanan di lanjutkan ke yodobashi umeda.

Setelah dari Yodobashi umeda, perjalanan berlanjut ke Namba, kami masuk stasiun lagi tuk norikae pake midosuji line, pemandangan mengharukan plus kekaguman melintas di depan mata. seorang calon penumpang dengan kursi roda di temani guide(pengantar) nya. terlihat dari arah depan petugas stasiun sambil berlari bergegas menghampiri calon penumpang tersebut sambil membawa semacam dipan/tangga sbg alat untuk mempermudah si calon penumpang tersebut masuk ke dalam kereta.tentu saja si calon penumpang merasa terbantu sekali, sambil menunduk, si guide mengucapkan "arigatou gozaimasu", yang di balas tundukan serupa oleh petugas stasiun tadi. meski kejadian tadi cuma sebentar lewat di mata, tapi kesan yang masuk begitu dalam,

Kepedulian, yah kepedulian terhadap sesama, mungkin sering kali kita lupakan, pengalaman di tanah air, di mana keamanan begitu langka di dapat, kecurigaan terhadap sesama bangsa sendiri, ketika di perempatan, terminal, stasiun, mall, kantor polisi sekalipun menumbuhkan perasaan bagi saya.
tidak sedikit hal tersebut berpengaruh pada kejiwaan saya sendiri, ketika ada orang minta minta, terlintas di pikiran saya "ah...itu cuma pura pura, dasar mereka cuma pemalas".
Ketika baru mendaRat di bandara soekarno-hatta, tau tau, orang yang tadinya duduk, tiba tiba berdiri menghampiri aku sambil bilang"mas, pinjem korek?", aku jawab "ngga ada mas". sebenernya jawaban tadi jawaban seadanya untuk mengakhiri secepatnya percakapan dengan orang tadi, tindakan yang dilandasi kecurigaan tentunya.

Jika keadaan ini di biarkan terus menerus, di mana masyarakat tidak mendapatkan hak hak nya, maka bangsa yang dulunya di bilang ramah tamah, bisa berubah menjadi masyarakat yang bengis dan brutal, demo mahasiswa yang di akhiri dengan pengurasakan kampus mereka sendiri, mahasiswa yang di plot sebagai golongan intelektual sekalipun berubah menjadi golongan teroris, apalagi golongan tak terdidik yang jumlah nya makin hari makin banyak di negeri kita ini, akan sangat gampang bagi oknum tuk menunggagi mereka.

Sebuah Drama stasiun tv jepang baru baru di tayangkan, bercerita, ada seorang guru TK ingin menanamkan nilai nilai kelembutan sejak dini pada murid murid nya, " watshi wa kodomo tachi ni o yasashi no koto hayameni oshiete agetai to omoimasu". memang jepang bukan negara beragama seperti kita, negara kita memang negara dengan penduduk beragama islam terbesar di dunia, tapi sayang, kebanyakan masih KTP nya saja, komunitas islam yang terjebak hanya pada ibadah ibada ritual semata. bukan ibadah yang berkualitas. jika ibadah berkualitas yang dimiliki, insyaAallah nilai nilai kelembutan seperti petugas stasiun yang menolong calon penumpang tersebut akan melekat di hati bangsa.
InsyaAllah.....