Sabtu, 02 Februari 2008

lagi lagi TV

Sebenarnya dalam hati saya pesimis tulisan ini akan bisa membawa perbubahan bagi bangsa, tapi ngga apa apalah, minimal buat saya sendiri, dan bagi yang baca tentunya, kalau pun ngga ada yang baca juga ngga apa apa. toh ini hanya sekedar uneg uneg saya pribadi, uneg uneg yang harus saya salurkan karena kalau ngga, akan memadat dalam hati saya dan kalau terus terusan padatan unneg uneg tadi ngga tersalurkan, akan merubah saya menjadi makhluk yang lain.

Baiklah, akan saya coba untuk mengurai nya satu persatu, engga ngga, kali ini akan saya uraikan satu aja dulu.
Awal nya begini, sewaktu pulan kerja ma rekan kerja, dalam perjalanan terjadi perbincangan, saya bilang " sekarang ini kalau mau menjadi pendakwah (ustadz) tantangan nya berat mas", teman saya menimpali, "berat sih iya, tapi itu kan kewajiban".
Kita semua tau, berdakwah itu hukumnya wajib, tapi dalam hal ini, saat ini, kalau kita liat di lapangan, para pendakwah kita mengalami "ketidakadilan". terutama dari media televisi, kenapa saya bilang ketidakadilan, karena mereka seakan akan hanya di jadikan objek oleh media, saat aa Gym memutuskan untuk ber poligami, media berbondong2 memburu aa Gym, seakan akan apa yang di lakukan aa Gym adalah tindakan tercela yang harus di hukum. makan, turunlah reputasi aa Gym( di mata manusia tentunya).

Dulu ketika aa Gym lagi gencar gencar nya berdakwah lewat televisi, mereka pun tidak mendukung nya,karena di lain piha TV juga menampilkan acara yang nilai bertentangan, sinetron mistis, atau sinetron religius(istilah mereka), sinetron remaja, acara gosip, liputan kriminal berlebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar